ung Budaya Jerman ~ NurSyamSinar A

Minggu, 29 Desember 2013

Budaya Jerman

Budaya barat dan timur jelas berbeda walaupun pada dasarnya tetap banyak kesamaan. Misalnya untuk sopan santun, ataupun etika lainnya. Namun ada beberapa hal yang unik dan khas yang dikenal menjadi budaya dari orang Jerman dan bagaimana kita sebagai orang timur menyikapinya.


Karakter Dasar Bangsa Jerman
Karakteristik dasar bangsa Jerman adalah sikap monokromik mereka dalam masalah waktu, contohnya mereka akan mengerjakan satu pekerjaan tertentu hingga selesai secara tuntas sebelum pindah ke pekerjaan lainnya. Mereka akan jujur dan terus terang dalam bernegosiasi, cenderung berbicara secara blak-blakan serta menyatakan ketidaksetujuannya secara terbuka, mereka juga tidak suka diburu-buru.

Mereka termasuk bangsa yang peduli. Jangan kaget jika tetangga atau teman (Jerman) melancarkan kritikan atau menegur secara langsung apabila kita melakukan kesalahan, menimbulkan kebisingan, atau memasak masakan dengan bau yang menyengat.

Di Jerman, melakukan pengawasan terhadap ketertiban umum merupakan “kewajiban” setiap warga masyarakat. Pada umumya mereka mempunyai kemampuam bahasa asing dengan baik (terutama Inggris dan Perancis), namun sering kurang pengetahuannya tentang budaya asing. Dalam berkomunikasi dengan bangsa lain, sedapat mungkin mereka lebih suka berbahasa Jerman.


Sapaan
Sapaan akan sering sekali kita temui. Walaupun misalnya kita tidak kenal sekalipun. Standar adalah setiap penjaga toko ataupun penjual jasa akan menyampaikan sapaan ramah. Bentuk sopan yang biasanya disampaikan adalah seperti Guten Morgen (dari pagi sampai dengan jam 10:00), Guten Tag (sampai dengan jam 17:00) dan setelah itu Guten Abend. Sebagai bentuk penghormatan sebaiknya dijawab dengan sapaan yang sama.

Ketika kita bertemu dengan tetangga, walaupun tidak kenal, sapaan ‚wajib‘ dikatakan. Juga kepada tamu, pak pos, ataupun dokter. Entah mereka yang menyapa duluan ataupun kita terlebih dahulu. Setiap pertemuan selalu ditandai dengan sapaan ini.

Sapaan yang bersifat lebih santai adalah , Hallo. Umumnya untuk orang yang sudah saling kenal, tidak terlalu membutuhkan basa basi sopan santun atau untuk dikalangan orang-orang muda. Ketika berpisah juga kita akan terbiasa dengan ucapan Auf wiedersehen, Tschuess, bis bald, atau bis morgen. Kita dapat menjawab yang sama dengan sapaan yang dilontarkan.

Biasanya orang Jerman cukup terkesan jika anda mengatakan einen schoenen Tag noch (hari yang indah untuk anda), jika pada akhir hari Jum’at atau pada hari pekan anda mengucapkan ein schoenes Wochenende (akhir pekan yang indah), atau einen schoenen Feierabend (selamat beristirahat) di penghunjung hari ketika orang akan selesai bekerja.

Jika disapa dengan ucapan diatas, maka sopannya kita mengucapkan terimakasih dan mengatakan ebenfalls atau gleichfalls atau Ihnen auch yang semuanya berarti bagi anda juga. Jangan pernah ragu-ragu untuk  menyampaikan sapaan ataupun menjawabnya. Umumnya orang Jerman akan ramah dan membalas jika kita menyapanya. Bagi mereka membalas sapaan seperti sudah menjadi keharusan.

Jangan lupa untuk selalu menyapa dengan ‚Sie‘ (Anda) jika kita belum cukup mengenal seseorang. Kita akan dianggap kurang berpendidikan dan kurang tahu aturan jika terhadap orang yang baru atau kurang dikenal kita sapa dengan sebutan ‚Du‘ (Kamu).

Ada kemungkinan kita akan berjumpa dengan pelayan toko atau kasir yang kurang ramah dan sama sekali tidak menyapa. Jangan ragu-ragu untuk tetap menyapa dan tersenyum padanya, waalupun juga mungkin tidak dibalas, kesan yang baik berpengaruh besar pandangan seseorang pada pribadi kita. Kita tunjukkan bahwa kita masih tetap ramah dan sopan sehingga orang juga akan lebih menghargai.

Tepat waktu

Ketepatan waktu menjadi suatu kebiasaan umum di manapun. Juga tentunya di Indonesia, walaupun faktor yang menghalangi lebih banyak. Misalnya macet atau tersesat. Di Jerman, sistem transportasi yang bagus membuat kita bisa tepat waktu datang memenuhi suatu janji. Jauh-jauh hari sudah bisa diprediksikan dengan tepat kapan harus berangkat dan kira-kira akan sampai di tujuan pada pukul berapa. Kecuali dalam kondisi khusus, seperti terjadi perpindahan jalur tiba-tiba.

Toleransi waktu yang biasa diberikan adalah sekitar 15 menit. Jika anda memiliki janji dengan orang Jerman, baik Professor maupun teman, usahakanlah untuk datang 10 atau 15 menit sebelum waktu janji anda. Jika memang anda tidak bisa datang tepat waktu, beritahukan secepatnya. Sebenarnya aturan tepat waktu ini berlaku dimanapun saja, tidak hanya di Jerman akan tetapi juga di Indonesia. Akan tetapi agak ditekankan di sini supaya anda betul betul menjaga dan menghindarkan kesan bahwa orang timur terkenal dengan jam karetnya.

Pun jika anda memiliki janji dengan teman-teman dari Indonesia. Kebiasaan ini jangan jadi berubah dan lebih longgar menjaga ketepatan waktu. Pembiasaan menjaga ketepatan waktu akan membuat disiplin  perlahan-lahan menjadi bagian dari diri kita. Satu hal yang penting jika anda ingin survive di Jerman ini juga dalam studi anda.

Pengalaman selama di Jerman, janji sesama orang Indonesia masih sering kali harus memberikan toleransi yang besar. Bukan suatu hal yang salah apabila anda meninggalkan teman anda ketika dia lebih dari 20 menit belum sampai di tempat tujuan.

Olah raga dan liburan
Bagi orang Jerman kedua hal tersebut sangat penting. Orang Jerman sangat senang berolah raga dan mereka dalam satu tahun harus melakukan liburan untuk melepaskan kepenatan, mereka percaya melepaskan segala rutinitas akan memberikan ide dan kreativitas-kreativitas baru.


Kemandirian

Salah satu karakter kuat bangsa Jerman adalah kemandirian. Kemandirian ini telah dibangun sejak anak-anak menginjak bangku Taman Kanak-kanak (TK). Sejak dari TK mereka telah diajar untuk mandiri dengan berbagai program. Dan saat anak berusia 18 tahun, maka anak telah dianggap dewasa untuk melalukan semua aktivitas sendiri. Maka jangan kaget kalau semua aktivitas di Jerman dikerjakan sendiri karena untuk membayar orang harus mengeluarkan uang yang dihitung dalam hitungan jam.

Sumber : Paduan tulisan dari
lk8acc[-at-]gmail.com, website kedubes RI di Jerman dan Jerman Manajemen

0 komentar:

Posting Komentar