1.
Sejarah dan Perkembangan
Linguistik
Sejarah dan
perkembangan linguistik terbagi menjadi lima periode utama yaitu.
a.
Zaman Yunani Kuno (Abad ke-5 S.M)
Dengan ciri dan dasar
filsafat yang melekat erat pada pemikir-pemikir pada zaman ini. yaitu membahas
tentang asal usul bahasa yang digunakan oleh umat manusia, dan dalam masa ini
fokus kajiannya adalah sebagai berikut:
1. Pertentangan antara Fisis dan Nomos.
Fisis yaitu alami, bahwa bahasa memiliki hubungan dengan asal-usul sumber
dalam prinsip-prinsip pribadi dan tidak dapat diganti, sedangkan Nomos yaitu
konvensi, bahwa bahasa itu diperoleh dari hasil kebiasaan dan teradisi dan
hukumnya tidaklah tetap dan bisa berubah.
2. Pertentangan antara Analogi dan Anomaly.
Analogi: adalah bahasa yang bersifat teratur, sedangkan Anomali adalah
bahasa yang bersifat tidak teratur.
·
Kaum Shopis
Melakukan kerja empiris,
menggunakan ukuran tertentu, mementingkan retorika dalam studi dan membedakan kalimat
berdasarkan isi dan makna.
·
Plato
Dalam kajiannya, ia masih memperdebatkan analogi dan anomali, kemudian
membuat batasan bahwa bahasa adalah pernyataan pikiran manusia dengan perantara
onomatha dan rhemata dan Plato jugalah yang pertama kali membedakan
antara onoma dan rhema. Onoma adalah nama (dalam
bahasa sehari-hari), nomina (dalam tata bahasa), subjek. Sedangkan Rhema adalah
ucapan (dalam bahasa sehari-hari), verba (dalam tata bahasa), predikat.
·
Aristotales
Dalam kajiannya, ia membagi kelas kata menjadi tiga bagian yaitu: onoma,
rhema dan syndesmoy. Adapun yang dimaksud dengan “Syndesmoy” adalah
preposisi dan konjungsi.
Aristotales juga membedakan jenis kelamin kata menjadi tiga yaitu:
maskulin, feminin dan neutrum.
·
Kaum Staik
Mengembangkan penelitian bahasa sebagai berikut:
1.
Membedakan studi bahasa secara logika dan tata bahasa.
2.
Menciptakan istilah khusus dalam tata bahasa.
3.
Membagi tiga komponen studi bahasa yaitu: tanda (sign, symbol, semionin), makna dan hal yang berada
diluar bahasa.
4. Membedakan antara legein (bunyi fonologi yang bermakna) dan propheral
(bunyi bahasa yang bermakna).
5. Membagi jenis kata menjadi empat bagian yaitu: kata benda, kata kerja, syndesmoy
dan arthoron.
6.
Membedakan kata kerja
menjadi kata kerja komplit dan tak komplit serta kata kerja aktif dan pasif.
·
Kaum Alexandrian
Menciptakan buku dengan
judul Dionysius Thrax yang menjadi cikal bakal tata bahasa tradisional.
b.
Zaman Romawi
Studi bahasa pada zaman ini merupakan kelanjutan dari studi yang telah
dilakukan pada masa Yunani kuno.
·
Varro dan “De Langua
Latina”
Merupakan sebuah buku yang
ditulis oleh Varro yang berisikan penjelasan tentang:
1.
Etimilogi: mempelajari asal-usul kata beserta artinya.
2. Morfologi: mempelajari kata dan pembentukannya, serta mempelajari
deklinasi (yaitu perubahan bentuk berdasarkan kategori, kasus, jumlah dan
jenis) dan deklinasi ini dibagi menjadi dua yaitu: naturalis dan voluntaris.
·
Institutiones Grammaticae (tata bahasa Priscia)
Buku Priscia ini merupakan buku tata
bahasa latin yang paling lengkap dan merupakan tonggak pembicaraan bahasa
tradisional. Buku ini berisikan tentang:
1. Fonologi: membicarakan istilah Litterae (yaitu
bagian terkecil bunyi yang dapat diartikan).
2. Morfologi: membicarakan istilah Dictio (yaitu
bagian minimum ujaran yang harus diartikan terpisah dalam makna sebagai satu
keseluruhan).
3.
Sintaksis:
membicarakan istilah Oratio (yaitu tata susun kata berselaras yang
menunjukkan kalimat itu selesai).
c. Zaman Pertengahan
Terdapat tiga
pembahasan dan kajian yang perlu diperhatikan pada periode ini yaitu:
1.
Kaum Modiste
Pada
masa ini berkembang pesatnya kejian tentang etimologi bahasa.
2. Tata Bahasa Spekulativa
Menurut tata bahasa ini, kata tidak secara
langsung mewakili alam dan benda yang ditunjuk, tetapi hanya mewakili dalam
berbagai cara, modus, substansi, aksi, kualitas dan lain sebagainya.
3. Petrus Hipanus dengan bukunya Summitae
Logicales:
a. Memasukkan psikologi dalam bahasa.
b. Membedakan Nomen menjadi dua macam
yaitu: Substantivum dan adjectivum.
c. Membedakan Partes Orationes
menjadi Categorimatek (semua bentuk yang dapat menjadi subjek atau predikat) dan Syntategorematik
(semua bentuk tutur lainnya).
d.
Zaman Renaisans
Zaman ini
dianggap sebagai abad pembuka bagi pemikiran modern. Bahasa Ibrani dan Arab banyak
dipelajari orang pada akhir abad pertengahan dan sesungguhnya kedua bahasa
tersebut merupakan dua bahasa serumpun dan dalam perkembangannya, studi
bahasa Ibrani sejalan dengan perkembangan linguistik bahasa Arab yang memang
sudah lebih dahulu memperoleh kemajuan, karena kedudukannya sebagai bahasa kitab suci
agama Islam, yaitu Qur’an. Terdapat dua aliran linguistik terkemuka Arab, Basrah
dan Kufah. Basrah (menganut konsep analogi dari Yunani),
sehingga mengacu pada kereguleran dan kestatisan bahasa. sedangkan Kufah
(menganut konsep anomali), mengacu pada keanekaragaman bahasa. Tokoh
Arab Sibawaihi, dalam bukunya Al-‘Ayn, membagi kata menjadi : ismun
(nomen), fi’lun (verbum), harfun (partikel). Sementara itu,
disisi lain, bahasa Eropa, serta bahasa diluar Eropa, lingua franca (bahasa
antarbangsa) digunakan untuk kegiatan politik, perdagangan dan sebagainya.
d.
Menjelang
Lahirnya Linguistik Modern
Periode ini merupakan babak baru dalam kajian
linguistic, yaitu dengan berkembangnya studi linguistik bandingan atau linguistik historis
komparatif serta studi mengenai hakikat bahasa secara linguistik.
e.
Linguistik
abad-20
Yaitu periode linguistik modern atau puncak
strukturalisme, karena linguistik pada periode ini telah menjadi bidang kajian
yang otonom.
0 komentar:
Posting Komentar